Langsung ke konten utama

Pendidikan anak

SI KECIL MASUK TPQ

kesulitan mencari pembantu rumah tangga, mau ga mau membuat saya pusing. sebagai ibu muda yang bekerja sebagai guru sangat repot kalo tidak punya mbak dirumah. harus berangkat pagi, dan pulang sore. akhirnya tidak bisa memasukkan buah hati yang kini berusia 3,4 tahun ke sekolah (PAUD). daripada kasihan dirumah sendirian, akhirnya saya dan suami sepakat untuk kegiatan buah hati kami memasukkan ke TPQ (taman pendidikan Qur'an) sore hari didekat rumah. selain mengajarkan lebih dini anak kepada kitab sucinya juga membiasakan anak bergaul dengan teman sebayanya.
tadinya saya sudah merasa cukup ketika anak dirumah, saya belikan VCD pembelajaran mengaji yang banyak dijual di toko kaset. tapi dia hanya duduk didepan monitor sendirian, sedangkan saya mengerjakan pekerjaan lain. tapi ketika sore hari dia selalu berdiri didepan rumah melihat anak-anak yang berangkat ke TPQ, saya sempat melihat dia senyum-senyum ketika anak yang lewat bercanda dengan temannya. saya bilang ke si kecil, mau ga kalu sekolah mengaji, langsung dia jawab mau bunda.... karena si kecil semangat akhirnya saya juga semangat, walaupun harus berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang jam setengah 4 sore, langsung mandi mengantar anak ke TPQ dekat rumah. hari pertama dia masih heran dan kagum melihat sekolahnya, yang kalau pagi untuk sekolah TK, mencuri-curi pandang kepada temannya. tapi belum berani mengeluarkan suara ketika giliran dia maju untuk mengaji dihadapan Ustadzah. hari kedua juga masih malu, walaupun kalu dirumah suaranya sangat kencang ketika mengaji bersama papa nya. dari alif sampai ya', hafal hanya sekedar hafalan, tidak apa-apa, ketika saya tunjuk ini huruf apa dia masih salah mengucapkan. setelah masuk TPQ dia mulai hafal satu persatu huruf hijaiyah, ini lho bunda,,,yang berdiri seperti sosis namanya huruf Alif, yang kayak mangkuk ada baksonya jatuh dibawah satu namanya huruf Ba'.
kemajuan yang sangat luar biasa bagi saya dan suami, apalagi TPQ tempat anak saya belajar, tidak hanya mengaji saja, tetapi ada Tajwid, dan Aqidah akhlak. penerapannya, ketika diajak pergi dan ada kotak amal, si kecil minta uang kesaya untuk dimasukkan ke kotak amal. hi hi hih hhhhhhiiiiii suatu saat kami jalan-jalan dan si kecil memaksa harus masukkin uang kekotak amal, duh,,,,ternyata uang kami paling kecil 50rb, dia teriak-teriak pokoknya harus memasukkan uang ke situ,wkwkkwkwk anggap aja sekali-kali amal pakai uang warna biru.
itulah pengalaman saya memasukkan anak ke TPQ, semoga tahun ini bisa masuk ke TK, dan selalu diberi kemudahan dalam mendidiknya bagi para guru-gurunya dan kami sebagai orangtua. senantiasa menjadi kebanggaan kami berdua. amin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batik Penajam Paser Utara

Soal Semester Genap Sosiologi Kelas XI IPS

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI I PANINGGARAN Alamat : Jl. Raya Paninggaran Pekalongan  É (0285) 521044 › 51164 Website : www.sman1paninggaran.sch.id E-mail : smanpaninggaran@yahoo.co.id   ULANGAN AKHIR SEMESTER G ENAP TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012   PETUNJUK UMUM : 1.     Tulislah nama, nomor peserta, kelas/program pada lembar jawaban. 2.     Semua jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang tersedia. 3.     Kerjakan terlebih dahulu soal yang anda anggap paling mudah. 4.     Teliti kembali pekerjaan anda sebelum dikumpulkan. PETUNJUK KHUSUS : A.   Untuk soal nomor 1 s.d. 45  berilah tanda silang (X) pada huruf A , B , C , D , atau E yang anda anggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia! B.   Untuk soal no. 46 s.d. 50   jawablah dengan benar! Pilihan Ganda 1.     Masyarakat multikultural dapat diberi pengertian sebagai masyarakat yang... a.     Terdiri dua atau lebih kelompok atau go

PTK sosiologi

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan ini hampir selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak menemukan kesadaran untuk mengerjakan seluruh tugas-tugas sekolah. Banyak diantara siswa yang menganggap, mengikuti pelajaran tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai, melewati jalan yang harus ditempuh, dan tanpa diiringikesadaran untuk menambah wawasan ataupun mengasah ketrampilan. Menurunnya gairah belajar, selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha. T