1.3.a.8. Koneksi Antar Materi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya Wahyu widiastuti calon guru penggerak angkatan 9 dari TK Dharma
Wanita Gondangwayang Kabupaten
Temanggung akan memaparkan koneksi antar materi Visi guru penggerak pada
koneksi antar materi modul
1.3
Terdapat pertanyaan pemantik yaitu
·
Apa yang Bapak atau Ibu pahami mengenai
kaitan Peran pendidik dalam mewujudkan
filosofi Ki Hajar Dewantara
dan profil pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inquiry apresiatif atau ia di sekolah bapak atau ibu ?
menurut saya seorang pendidik haruslah
menjadi contoh atau teladan bagi anak didiknya sesuai dengan filosofi
Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan yang bertujuan untuk menuntun segala kodrat
yang ada pada anak mengikuti kodrat alam dan kodrat
Yaman. Agar dapat memberi pendidikan yang menuntun maka seorang pendidik harus
memahami dengan sepenuh hati dimensi-dimensi yang terdapat pada profil pelajar
Pancasila
ke-6 dimensi tersebut
antara lain
·
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
·
berkebhinekaan Global
·
gotong royong
·
Mandiri
·
bernalar kritis dan juga
·
kreatif
profil pelajar Pancasila tersebut dapat terwujud
jika seorang guru memiliki visi untuk menciptakan perubahan ke arah
yang lebih baik di lingkungan
sekolahnya
agar dapat menciptakan visi yang berpihak kepada murid maka dapat
menggunakan pendekatan inquiry apresiatif atau IA, Inquiry Apresiatif adalah
pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan. Di sekolah saya yaitu TK Dharma Wanita Gondangwayang di Tengah
kemajuan ilmu teknologi dan
perkembangan jaman yang terus maju begitu pesat banyak anak yang mulai kehilangan jati
dirinya sebagai anak bangsa yang berbudaya,Sebagian besar anak didik saya yang
semua asli orang jawa tapi pada
kenyataanya anak-anak sudah lupa dengan Bahasa Kromo alus Padahal Bahasa Kromo Alus merupakan
Bahasa yang memiliki peranan yang sangat penting sebagai alat komunikasi sehari- hari yang mana
terdapat nilai kesopanan didalamnya,sebagai menanamkan rasa hormat kepada yang lebih tua,mempererat tali persaudaraan dan
membantu tumbuh kembang anak.dengan kata lain Bahasa Kromo alus dapat dijadikan pembentukan Pendidikan karakter atau
Pendidikan budi pekerti anak di abad 21.
Dari hal tersebutlah saya mencoba mewujudkan paradigma inquiry apresiatif
melalui prakarsa perubahan yaitu Mengembangkan Bahasa Kromo
Alus Pada Anak diharapkan
prakarsa Perubahan tersebut dapat
mewujudkan Pendidikan karakter atau budi pekerti pada anak, karna dengan
Belajar Bahasa Kromo Alus anak juga sedang Belajar
tentang Adab
Menurut ki hajar Dewantara Kebudayaan adalah cipta rasa karsa yang dapat
disimpulkan bahwa manusia adalah
mahluk yang paling sempurna karena memiliki kebudayaan sebagai landasan perilakunya
Menurut Ki hajar Dewantara
juga Kebudayaan dikembangkan dengan teori Trikon yaitu Kontinue,Konvergen dan Konsentris ,
terus-menerus dan secara
berkesinambungan dimunculkan
konvergen artinya kebudayaan asli dipadukan dengan kebudayaan asing yang dipandang
dapat memajukan bangsa secara selektif
yaitu dipilih atau ditolak dan adaptif yaitu
menyatu seperti air dan gula
konsentris artinya
menyatu dengan kebudayaan dunia atau mengglobal dengan catatan masing- masing bangsa tetap membawakan kepribadiannya masing-masing
Di Tengah kemajuan iptek perkembangan zaman yang begitu pesat anak- anak mulai kehilangan jati dirinya
sebagai bangsa yang berbudaya dan mempunyai ciri khas budayanya masing
-masing, maka diharapkan Peran pendidik dalam Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
yang berpihak pada murid dan dapat menuntun murid dengan
mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman serta dapat menciptakan profil pelajar Pancasila.
Pertanyaan pemantik
yang kedua adalah
Revisi dan rumuskan dengan penuh keyakinan Sisi yang telah bapak atau ibu
buat berdasarkan Jawaban pertanyaan di atas ke dalam sebuah
visi yang membuat bapak atau ibu bersemangat ketika membacanya
dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya
Di tugas Sebelumnya saya telah membuat Visi yaitu terwujudnya generasi yang berakhlak
mulia,inovatif,bernalar kritis,
berkarakter namun berdasarkan paradigma inquiry apresiatif yang telah saya rancang maka visi tersebut
saya revisi menjadi
” BBPP Pancasila”
Berbudi pekerti luhur,Berbudaya dan Sesuai Profil Pelajar Pancasila
Visi tersebut saya susun menjadi Akronim “BBPP Pancasila”agar saya dan
orang lain Bersemangat dan dapat dengan mudah mengingat
serta termotivasi serta tertarik saat membacanya.
Alasan pemilihan visi tersebut adalah saat seseorang bernalar kritis dan
kreatif sesuai profil pelajar Pancasila maka ia akan inovatif sesuai
perkembangan zaman termasuk mampu menguasai Teknologi memiliki daya saing tapi
disini sebagai pendidik saya juga harus menuntun anak didik saya agar dapat menerapkan nilai-nilai pelajar Pancasila
dengan tetap menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan Berbudaya.
Dengan kata lain saya ingin menciptakan generasi
sesuai profil pelajar Pancasila namun tetap mengutamakan menjadi manusia yang berbudi
pekerti luhur dan berbudaya .
Demikian koneksi antar materi modul 1.3 ini semoga dapat menginspirasi terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar